Rabu, 18 Mei 2016

Pojok Kiri: Kebenaran Yang Tidak Akan Pernah Terkuak


Lorong Bawah Tanah Di Stasiun Bebra, Jerman 2013
(Sumber: Dokumen Pribadi)

Hening


Tanah ini adalah darah
Darah para penyair anonim
Hamparan hijau dan air yang mengalir tanpa bangkai adalah hubahan tak ternilai
Karnanya telah kita nikmati hingga sekarang
Sering kita sebut dengan Keindahan

Siapa yang tidak butuh keindahan
Kalau indah itu mengasyikkan
Namun, apa artinya keindahan? Jika..
Kita menikmatinya dengan menginjak-injak bangkai yang mulai membusuk

Membusuk hingga semua orang dapat menciumnya
Dalam radius ribuan kilometer
Mereka muak namun mata dan mulutnya tertutup
Tidak bisa melihat apa lagi memuntahkannya
Selain, menelannya mentah-mentah
Apa yang mereka sebut dengan Kebenaran.

Kebenaran itu ada dua, yang harus kamu tahu dan tidak perlu kamu tahu
Dengan dua kata sandi Penyesalan atau Kepuasan
Dengan Hening sebagai efek sampingnya


***0***

Pada akhir pekan lalu saya berkesempatan untuk menyambangi salah satu momen perpisahan relawan dengan Jepang dan masyarakat lokal di daerah kabupaten Semarang. Dia sudah tinggal dua bulan di Indonesia dalam rangkat program pertukaran relawan internasional dengan IIWC of PKBI menjadi organisasi tuan rumah di sini. IIWC of PKBI adalah IVS (International Voluntary Service) pertama yang ada di negeri ini.

Pada waktu itu bersamaan dengan hangatnya isu merebaknya kembali PKI di Indonesia dengan penangkapan teman saya sesama relawan di Tanah Ternate. Dia dicurigai sebagai orang komunis karena dia memiliki beberpa kaus endorsement  yang diindikasikan bersinggungan dengan tragedi kemanusiaan tahun 1965. Salah satu kaus yang terekam adalah kaus PKI (Pecinta Kopi Indonesia). Tentu ini adalah pukulan telak baginya sebagai relawan dan rekan-rekannya dimana mereka juga selama ini berjuang dalam keterbatasan untuk membebaskan anak-anak ternate dari buta aksara.
Terlebih lagi, kausnya yang sama dengan apa yang saya milki bertuliskan Saya Relawan IIWC dianggap sebagai kaus yang mengindikasikan dukungan terhadap paham komunisme. Padahal kaus itu sudah ada sejak sekitar lima tahun silam bahkan mengelana hingga luar negeri dan tidak ada sama sekali yang mempermasalahkannya.

Kembali pada malam itu, kami membincangkan hal tersebut, lalu tanpa kami sadari kita membahas mengenai isu-isu negara dan kebijakan-kebijakan yang notabene adalah program inisiator PKI pada waktu itu yakni otonomi seluas-luasnya. Bahwa rakyat yang teritindas perlu diberikan kekuatan agar mereka dapat mengangkat dirinya sejajar dengan kelompok sosial yang lain. Setidaknya itu yang sempat juga tercetuskan oleh seorang pemikir dan penulis yang dimsihi oleh bangsanya sendiri Gramsci.

"Memangnya para nenek moyak kami yang petani bukan PKI, mereka ikut dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh mereka pada waktu itu" ujar bapak si A.

"Otonomi daerah kan juga dulu ide pendiri PKI pada waktu itu, menjadi isu awal yang terpaksa diurungkan karena masyarakat tidak siap dengan perubahan drastis di negeri ini pasca ditinggal oleh wong londo" ujar bapak si B.

"Semua orang tahu kalau militer mengudeta Pak Karno pada waktu itu. Dan tidak sedikit dari keluarga kita yang hilang atau mendapatkan label 'mantan tapol/mantan tahanan politik' dan mereka kini hidup terisolasi tanpa ada jaminan sosial namun meraka masih hidup di kondisi yang tidak menentu di negeri pertiwi" Ujar Si C

Monumen Yahudi di Pusat Kota Berlin, Jerman 2013
(Source: Dokumen Pribadi)
Ya, Pendiri bangsa ini Ir. Soekarno tidak dipungkiri memiliki hubungan yang mesra dengan negara-negara komunis dengan diteruskan oleh penerus pemimpin bahsa ini. Bahkan beliau sempat menghadiri perayaan ulang tahun PKI untuk terkahir kalinya di negeri ini pada waktu itu. Para pendiri PKI juga turut andil dalam penyusunan Pancasila yang menjadi pondasi negeri ini hingga sekarang. Yang pada hari tersebut kita rayakan sebagai hari kesaktian pancasila setiap tahunnya.

Mereka juga lah yang melawan imperialisme barat pada saat itu hingga sekarang. Namun, kini setiap pribadi seakan bungkam seakan tidak lagi mau mengingat-ingat mimpi buruk itu kembali dan memilih meletakan kasus pelanggaran HAM di etalase yang kita sebut sebagai Sejarah yang patut untuk dilupakan dan pantang untuk dibuka kembali. Lalu siapa yang dikhianai dan siapa yang mengkhinati?

Kebenaran itu tidak akan pernah kita temukan di dalam Sejarah. Sejarah atau His-story akan selamanya berpihak pada pemenang tanpa memandang dia salah atau benar. Kebenaran adalah seharusnya sebuh pernyataan atau kalimat yang tidak mungkin lagi dapat kita perdebatkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar