Sabtu, 29 November 2014

Peri Bulan, Seekor Kucing, dan Bintang Jatuh - Bagian I

Babak 1: Darimana hujan itu datang?

Malam itu terasa lebih dingin dari biasanya. Kesempatan untuk melihat bulan purnama kandas sudah. Selimut awan segera menjelang memupuskan harapan kedua anak kecil ini. Mereka sudah bersiap-siap tersenyum bersama melihat syahdunya langit malam itu. Sudah jarang sekali mereka bisa duduk berdua walau cuma melihat bulan bersama. Si Antari sudah menampakan wajah suntuknya dan penuh dengan goresan kekecewaan karena Bisma yang kini ada disampinya kemarin meninggalkannya ketika dia jatuh dari Sepeda.
Sumber:muslim-menjawab.com

Antari tiba-tiba menanyakan hal yang cukup menarik kepada Bisma "Pernahkah kamu berfikir dari mana hujan turun?"

Rabu, 19 November 2014

Sepenggal Cerita Di Benua Biru (Part IV)

Selamat Malam Pembaca!

Setelah aku bercerita sedikit mengenai perjalananku di Nigeria, aku ingin bercerita kembali sepenggal ceritaku saat aku ada di benua biru Eropa. Berikut ini ceritanya. Selamat menikmati. 

Berlebaran di Wisma Indonesia (Gumligen, Bern, Swiss) 

Beranjak dari bumi pertiwi di masa bulan puasa adalah momen yang sangat berat. Bulan Ramadhan pagi kebanyakan orang Indonesia yang memleuk agama Islam adalah momen dimana semua orang meluangkan banyak waktu untuk keluarganya selayaknya Natal bagi kaum Nasrani. Namun tugas ini datang tanpa diduga, dan aku harus berpisah dengan keluarga yang selama sudah lebih dari 2 dasawarsa selalu merayakan lebaran bersama. Dengan rasa bercampur aduk aku pergi meninggalkan peraduan menuju garbarata yang mengantarkanku ke Negeri orang di bulan 'kramat' itu. 

Di depan KBRI di Kota Bern, Swiss saat menanyakan Perayaan Idul Fitri di Swiss dan sekitarnya

Foto Bersama Pak Dubes :) di Wisma Indonesia di Gumligen, Bern (+ 30 menit dari Pusat kota Bern) 

Minggu, 16 November 2014

The Giant of Africa (Nigeria) Part I

Selamat Malam Pembaca Setia!
Malam ini aku akan kembali berbagi sepenggal cerita tetang kisah perjalananku di Nigeria selama 2 minggu. Silahkan menikmati... ;) 

Rekreasi di Salah satu Pantai di Badagry ( + 2 jam dari pusat Kota Lagos), Nigeria

Minggu, 09 November 2014

How to apply visa to Nigeria – Road to ‘The Giant of Africa’

Di Sebuah Saung di Permaculture Garden di Nigeria
Hai pembaca! Bagi para pelancong pasti sudah akrab dengan cara mendaftar visa ke beberapa negara-negara destinasi wisata seperti negara anggota Uni Eropa, Amerika, dan Asia Timur. Bahkan untuk beberapa darinya sudah memiliki website, dan alamat jelas untuk mendaftarkan applikasi visa kita. Misalkan halaman kedutaan Jerman yang menyajikan data lengkap mengenai visa schengen (kunjungan di negara-negara schengen  selama maksimal 90 hari):
http://www.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/01_20Visa/02schengen/0-schengenvisa.html

Tapi, mungkin tidak banyak yang mengetahui bagaimana cara mendapatkan ijin unjuk para pelancong yang akan berkunjung ke beberapa negara Afrika seperti Nigeria. Pada bulan Mei tahun ini saya kembali diberikan kesempatan untuk mewakili IIWC Indonesia dalam event Volunteer Coordinator Training “Young Citizen Building Global Communities Lead for Nature in and with Peace “ Climate 4 Peace Project yang dinisiasi atas kerjasama SCI International, VWAN dan Komisi Uni Eropa.

Pada dasarnya caranya cukup mudah karena prosesnya Cuma 1-3 hari kerja!!!, TAPI sangat mahal untuk ukuran pelancong ransel atau yang minim budget. Berikut tips-nya:

Minggu, 10 Agustus 2014

Teman Fatamorgana

Dear Jeng Ngatno,

Dia bukan seorang Dai yang selalu memberikan dalil-dalil sakti untuk menyulap daya sadar manusia yang kehilangan arah. Dia buka pendeta atau misionaris yang dermawan memberi kepada yang meminta-minta. Dia hanya seorang manusia sama seperti aku. Namun kini dia telah tiada.

Diambil dari Sampul Film "Tales of Waria" 
Aku tidak pernah bertemu dengannya. Namun, ocehan temanku yang kadang semakin menyakinkanku bahwa aku sudah ada berteman dengannya. Walau, hingga nafas terakhirnya dia belum bersedia bertemu denganku. Padahal, rasa penasaran akan sosok yang sering temanku ceritakan sungguh besar. Aku hanya ingin bilang bahwa dia telah memberikan aku banyak pelajaran berharga, dan lebih mensyukuri nikmat hidup yang telah diberikan.

Darinya aku mengerti bahwa sebenarnya cahaya Sang Maha pemberi hidup bisa datang dari mana saja bahkan dari sekecil lobang semut atau di tempat terkotor seperti selokan. Di tengah tempat ibadah yang selalu mengumbar kebencian dan cacian suci. Mereka yang berkedok jubah putih berucap bak malaikat yang bersungut anjing  atau tempat penuh dengan bau alkohol dan asap rokok ini yang justu memberikan pembelajaran kalau kita pandai menerka dan menangkapnya.

Late Post: Diskusi Gulai Kepala Ikan

Malam itu tidak hal yang spesial namun menggugah naluri tentang keingintahuan mengenai apa yang sedang sebenarna terjadi akhir ini terkait dengan permilihan presiden yang akan berlangsung sebentar lagi di negeri ini. Tulisan ini bukan artikel ilmiah yang layak untuk diperdepatkan kevalidannya. Namun ini adalah tulisan untuk mendokumentasikan keresahan segelintir genreasi muda. Dan sedikit memntik keingin tahuan dan menggugah kepedulian di belantara skeptisme yang kini sudah menyebar luas.

Sudah lama sekali kiranya penulis tidak berbicara mengenai keresahan yang ada di dalam diri dan mendiskusikannya. Kerinduan akan rak buku menulis, berdiskusi, perpustakaan, toko buku ala mahasiswa menjadi elemen yang sedikit menghilang karena kesibukan kerja dan rutinitas.

Kadang menjadi aku terus bersukur adalah pekerjaanku saat ini sangat dekat mereka-mereka yang resah dengan kedaan yang ada disekeliling mereka. Mereka yang selalu bertanya dengan jujur tetang apa yang mereka rasakan, dan merasa bahwa uang itu hanyalah selembar kertas bisu dan tidak membiarkan mereka mengendalikan pikiran ini. Mindset yang terbentuk oleh kelompok manusia modern yang mengatasnamakan martabat.

Setidaknya malam ini aku ingin mencurahkan apa yang aku rasakan setelah diskusi panas itu berlangsung. Berikut cuilannya:

Mebahasakan Kehilangan dengan Keindahan

Hi Pembaca!!!

Oi! oi! Oi! Akhirnya muncul juga setelah beberapa bulan ini aku menghilang dalam pusaran kerjaan haha, Mungkin kamu para pembaca akrab dengan sapaanku di awal artikel ini. Ya, sapaan akrab dari salah satu fans dari sebuah idol group di Indonesia. Namun aku tidak tidak membahas itu atau ingin mengikrarkan diri bahwa aku menjadi salah satu dari mereka, namun aku henda bercerita sedikit mengenai buku yang beberapa saat libur Lebaran kemarin aku jadikan kudapan ditengah jadwal kunjungan yang penuh serta perut yang penuh juga. hahaha, cekidot!!!

Judul Buku: Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis: Tere-Liye
Penerbit: Republika
Tahun Terbit: 2009
Tebal: 426 Halaman
Jenis Buku: Fiksi

Banyak rahasia Ilahi yang tidak dapat kita singkat dengan kedua tangan ini, dan tak bisa dituliskan oleh pena ini. Namun banyak yang merasa ketika mereka ada ditahap tersebut, mereka sadar bahwa penyesalan selalu datang tiba-tiba dan selalu di akhir.

Tahaan itu sering kita sebut sebagai Kehilangan. Kehilangan menjadi titik balik bagi setiap orang untuk memperbaiki diri secara komprehensif pada satu sisi, dan mengartikannya di sisi lain ketika ia mendapatkan momen itu untuk kedua kalinya.

Sabtu, 01 Maret 2014

Sebuah Ungkapan Kejujuran Kehidupan Seorang Geisha

Rak Buku Jati Lapuk: 0002

Hi! Selamat datang di Rak Bukuku!

Sekarang ini aku mau mengulas kembali koleksi bukuku yang sudah aku baca sejak masuk kuliah tahun 2007. Sebenarnya hasrat untuk membaca sudah sejak lama namun akhirnya aku bisa meluangkan waktu untuk meng-khatam-kan buku ini.

Judul Buku: Memoar Seorang Geisha
Judul Asli: Memoirs of A Geisha
Penulis: Arthur Golden
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2002
Tebal: 490 Halaman
Berangkat dari rasa penasaranku dengan sosok Geisha yang menjadi perdebatan di kalangan pembela hak-hak perempuan. Ada yang mengatakan bahawa mereka adalah pekerja seks terselubung dan sedangkan teman Jepangku mengatakan kalau mereka adalah aset budaya Jepang. Mereka adalah sekelompok wanita yang melestarian tarian dan musik tradisional asal Jepang. Tidak pernah rasanya mereka meng-amin-i persepsi pertama yang meiyakan bahwa mereka adalah seorang pekerja seks.

Jumat, 28 Februari 2014

Sepenggal Cerita Di Benua Biru (Part III)

Swiss

Negeri Coklat dan Keju

"2013 Europe Trip: 3 Month in 3 Country (Switzerland, Germany, Belgium)
Memasak untuk halayak ramai untuk Swiss National Day
Sumber: Dokumen Pribadi 

Petualanganku berlanjut masih bersama teman-temanku dari Slovenia, Hongaria, Rumania, Ukraina, dan tentunya Swiss di sebuah negeri yang kadang orang hanya bermimipi untuk menggapainya. Negeri para konglomerat dan negeri para orang berpengasilan tinggi di dunia. Sangat jauh berbeda tentunya apa yang aku lihat di negeriku tercinta Indonesia dan Negeri Salju ini.

Ya, negeri Salju juga nama yang pantas untuk disematkan pada negera tersebut. Negeri ini memiliki topografi yang didominasi dengan karakteristik pegunungan. Sepanjang jalan kita berjalan dengan sangat mudah kita melihat hamparan gunung-gunung batu yang menjulang dengan salju abadi yang menutupinya di sepanjang tahun. Tentunya ini bukan hal yang biasa bagiku sebagai orang yang besar di negara tropis seperti Indonesia.

Sabtu, 01 Februari 2014

Sang Mantan Menteri, Sang Eskapologis

Selamat Pagi, Sekedar ulasan berita pagi hari, Selamat menikmati :)

Ilustrasi
Eskapologi adalah seni melarikan diri. Seni ini sering deterapkan para pesulap yang menonjolkan atraksi melarikan diri dari ancaman. Ancaman tersebut dapat berupa diikat di dalam jeruji besi, terancam dijatuhi beban berkilo-kilo, diborgol dan lain sebagainya. Pertunjukan itu tentunya sangat menghibur ketika kita lihat di atas panggung. Namun, apa yang terjadi jikalau itu terjadi di panggung politik kita?

Mengulas Kondisi Aktual dengan Bahasa Sarkastik yang Elegan

Rak Buku Jati Lapuk: 0001

Sejenak kita luangkan waktu untuk bermeditasi mencoba untuk diam dan melakukan hal yang kita senangi. Bagi aku membaca buku dan menuliskan kembali intrepertasi apa yang ada dalam benakku adalah metode meditasi yang tidak dapat digantikan oleh berbagai macam metode yang disarankan Sudah lama aku tidak menyentuh buku ini yang sudah aku beli dari tahun lalu. 

Jumat, 31 Januari 2014

Selamat Tahun Baru Imlek 2565

Note: one of the best memory in departure day in Nierdermuhlern, Riding a horse in the farm

Brand new day!!! in the unique horse new year. Wishing the best for all of you!!! :)

Sepenggal Cerita Di Benua Biru (Part II)

Swiss

Negeri Coklat dan Keju 

"2013 Europe Trip: 3 Month in 3 Country (Switzerland, Germany, Belgium)" 
Niedermuhlern Team and Friend
(From left: Jacob-Austria, Vicka-Ukraina, Sany-Indonesia, Anna-Hunggaria, Anna-Slovenia, Mihai-Rumania, Jascha-Swiss)

Bukan hal yang gampang mencapai negeri ini. Swiss dikenal sebagai negara para konglomerat. Jelas karena standar hidup mereka yang sangat tinggi bahkan dibandingkan dengan negara-negara eropa lainnya. Negeri ini juga terkenal dengan negara dengan kebijakan pajak surga, dimana semakin kaya anda maka semakin rendah pajak yang anda bayarkan. Namun, banyak perdebatan tentunya mengenai hal tersebut dari warga Swiss sendiri. Karena mau tidak mau kadang julukan tersebut menydutkan mereka dalam situasi tertentu dalam pergaulan global.

Kamis, 02 Januari 2014

Sepenggal Cerita di Benua Biru (Part I)

"2013 Europe Trip: 3 Month in 3 Country (Switzerland, Germany, & Belgium) " 


Tanggal 19 Juli tahun lalu menjadi tanggal keramat bagiku. Mimpi untuk menjelajah Benua biru sedikt tersingkap. Pada tanggal tersebut saya didaulat untuk mewakili organisasiku IIWC Indonesia dalam program pertukaran utara selatan (North South Incoming Program) dari SCI International. Dalam program ini saya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi tiga negara di daratan Eropa yakni Swiss, Jerman, dan Belgia. Dalam rangkaian kegiatan tersebut aku diagendakan mengikuti beberapa kegiatan kerelawanan internasional yaitu workcamp (kemah kerja jangka pendek 2-3 minggu) dan menghadiri NSPM (North South Platfom Meeting) di Belgia di bulan Oktober.

Rabu, 01 Januari 2014

Catatan Awal Tahun

"Gentlemen will walk but never run"


Momen libur panjang menjadi ruang bagiku untuk kembali menata kembali serpihan mimpi-mimpi si Itsnani kecil yang selama ini terlupakan. Namun kepingan ini masih aku jaga dengan baik di dalam peti relung hati yang terkunci rapat. Aku akan terus mencoba untuk menjaganya walau memang sangat sulit meraihnya.