Kamis, 09 Agustus 2018

#Tips Nonton Politik

Sumber foto: tribunnews.com

'menonton' panggung politik itu, jangan 'spaneng', paling enak ditonton sambil makan popcorn atau nyeruput kopi. Bagaimanapun kita hidup di negara demokrasi. Sebagai masyarakat biasa (bukan fungsionaris parpol/politisi), ingat yang harus kita kawal.


Pertama adalah prosesnya. jangan sampai ada penyelewengan kewenangan, mal administrasi, hingga 'serangan fajar'. atau 'money politic' terjadi. Teliti program apa saja yang ditawarkan lalu coba analogikan secara sederhana apakah itu akan berimbas pada kehidupan kita dan keluarga kita? lebih besar lagi apa ada pengaruh terhadap masyarakat? Contoh kecil, pelayanan kesehatan, kesejahteraan, kualitas hidup, regenerasi petani, hingga hutan yang terus ditebangi.

Kedua adalah setelah mereka terpilih. Apa saja yang mereka lakukan selama pemerintahannya. Apakah sejalan dengan apa yang dijanjikan saat kampanye. Apabila sesuai, mari kita kawal supaya hasil yang baik dan sesuai dengan harapan kita segera terwujud. Apa bila tidak sesuai dengan yang dijanjikan, coba kita lebih teliti melihat dan mehamai tentang alasan mengapa mereka yang terpilih tidak meneruskan apa yang sudah mereka janjikan. Apa karena regulasinya, apa karena stakeholdernya?, apa karena korporatnya?, karena bawahannya? atau malah karena masyarakatnya?

Intinya, baik itu Bupati, Guberbur, hingga Presiden adalah manusia biasa. Mereka ada ditengah mesin politik mereka masing-masing, duduk di singgasana yang disebut dengan 'kekuasaan' dan tidak lebih dari itu. Mereka tidak bekerja sendiri, ada tim sukses, ada kabinet, ada tim ahli, dan lain sebagainya.

Tak elok rasanya jika kita terlalu mengelu-elu kan salah satu calon dan mencibir calon yang lain. Sehingga tidak sedikit dari teman-teman kita yang masih muda pun terprofokasi atau bahkan apatis dengan keadaan yang ada. Keduanya sama -sama berbahaya. Kurangkah pendidikan mereka? saya rasa 'Tidak', banyak dari mereka yang menikmati bangku kuliah atau bahkan memenangi beberapa kompetisi karya ilmiah.

Jadi bukan rasa kecewa atau senang seharusnya yang muncul ketika seoarang politisi meluncurkan manufernya dalam berpolitik. Tapi posisikan diri untuk selalu mengawal proses politik yang ada. Melakukan kontribusi di dalam masyarakat secara positif misalkan menjadi seorang pekerja sosial, mengikuti kegitan LSM, atau melihat dan mendengar keluhan masyraakat yang termarjinalkan. Sebelum kita menuntut pemerintah untuk menangani, mampukah kita? Bisakah kita menolong mereka?

Kadang yang 'terpinggirkan' butuhkan, bukan bantuan materiil saja. Cukup dengan mendampingi mereka, selalu ada di samping mereka saat keseulitan, sehingga mereka tidak merasa sendiri dalam menghadapi tantangan hidup, sudah lebih dari cukup. Tidak semua orang seberuntung dengan kita. Bisa makan 3 kali sehari, bisa tidur pakai AC. Bagi teman-teman yang mereka hidupnya beruntung, cobalah dekati mereka. Mereka tidak perlu semua yang mereka mau untuk segera direalisasikan, mereka hanya butuh untuk didengarkan. Betul?

-Catatan Sany-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar